Intelegensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan
untuk beradaptasi dan belajar pada pengalaman hidup sehari hari.
Intelegensi pada murid di dalam kelas secara tak lansung
dapat kita ukur secara kasat mata dari keahlian seorang murid dalam pemecahan
masalah. Namun ada untuk beberapa anak, keahlian yang ia miliki tidak terlihat
jelas pada kasus yang biasa namun nanti
akan terlihat pada kasus yang tidak biasa untuk anak seumurannya. Perbedaan
intelegensi ada setiap anak akan menunjukan bagaimana kapasitas otak mereka
dalam menerima pelajaran dan memecahkan suatu persoalan. Dalam hal ini , telah
banyak ditemukan te-tes intelegensi untuk mengetahui kemampuan dasar berpikir
seorang anak.
Tes yang dibuat oleh Alfred Binet yang diawali dengan 30
pertanyaan mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga hingga kemampuan untuk
menggambar desqain berdasarkan ingatan dan medefinisikan konsep abstrak. Tes
ini bernama TES BINET.
Hasil dari tes ini, Binet mengembangkan konsep MA atau
mental age yakni level perkembangan mental seseorang yang berkaitan dengan
perkembangan lainnya. Lalu oleh Wiiliam Stern pada 1912 menemukan Intelegence
Quotient yang disebut IQ . Dimana IQ ini di dapat dari hasil bagi MA dengan
usia kronologis ( CA ) seseorang dan dikali 100. Tentunya hal ini juga
menjelaskan bahwa IQ 120 pada anak usia 9 tahun dengan IQ 120 pada anak remaja
17 tahun akan tetap berbeda kapasitasnya. Didasarkan juga pada pengalaman ,
pembelajaran dan perkembangan kepribadian.
Selain tes binet masih ada tes tes yang lain yaitu tes
individual , tes multiple intelegences,
yang kesemuanya bertujuan mengukur kapasitas berpikir seseorang dalam
pemecahan masalah. Tes intelegensi ini berguna untuk mengetahui kapasitas umum
anak anak dalam kelas , sehingga pendidik bisa menyesuaikan cara ajar.
Anak dengan kapasitas intelegensi yang cukup baik
diperkirakan akan lebih cepat menagkap pelajaran, sedangkan anak yang
berkapasitas intelegensi standar atau kurang baik mungkin seikit lebih
terlambat. Maka itulah dibutuhkan pengetahuan tentang rata-rata intelegensi di
kelas, agar semua perbedaan itu bisa diakali dengan system pembelajaran yang
tidak membuat si cerdas bosan tetapi tetap membantu yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar